Review ‘CADL – Sebuah Novel Tanpa Huruf E’

 

Judul: CADL – Sebuah Novel Tanpa Huruf E

Penulis: Triskaidekaman

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 978-602-06-3957-4

 

Selamat datang~

Hidup rakyat Wiranacita kian rumit saat Huruf Itu dimusnahkan sang diktator, Zaliman Yang Mulia. Aturan bicara dibatasi, buku-buku mulai disortir, dan kamus harus diganti. Di balik larangan itu, ada rahasia suram dan kisah masa lalu yang ditutupi rapat-rapat. Saat satu-dua potongan rahasia itu muncul, Lamin hanya ikuti apa kata hatinya, Dia tak sadar akan ambang bahaya yang dia hadapi.

Gimana blurbnya?

Novel terbeli karena covernya yang unik, walau pernah mengetahui temen-temen bahas ini buku. Cover dengan gambar pisang pasti dibuat karena ada sebuah alasan, dan itu benar---bahwa pisang menjadi sebuah makanan pokok, seperti kita memakan sebuah nasi.

Ketika sudah terbeli, saya enggan membacanya langsung. Hal ini karena saya pikir novel ini tidak bisa dalam jangkauan. Nyatanya tidak, saya menikmati diksi-diksi baru yang bisa membuat saya terkagum-kagum.

Mohon maklum apabila sampai di sini Huruf Itu masih muncul: ada aturan-aturan baku yang tak mungkin kami langgar. Namun, kami janji: Huruf itu tidak akan ada lagi di halaman-halaman yang akan datang.

Kata-kata sebelum daftar isi itu bikin saya kesemsem. Nggak tau kenapa, tapi yang jelas itu memiliki daya tarik tersendiri bagi saya. Ditambah daftar isi yang di buat unik, dan setelah itu saya memahami kenapa daftar isi tersebut di buat sedemikian rupa.

Bagaimana penulis bisa menyelesaikan ini?

Sungguh saya tidak habis pikir. Sebab, menghilangkan salah satu huruf seperti membuat dunia yang benar-benar baru: membuat undang-undang baru, nama penduduk baru, dan yang lainnya. Novel satire ini membuatku mengerti bahwa tabua itu adalah meja, dan kata-kata yang lainnya.

Bapak/Ibu akan diburu Pasukan Baju Hijau khusus mulai 1 Agustus 2029 untuk dimintai tanggung jawab dan dijatuhi hukuman yang dinilai pantas, mulai dari cabut gigi sampai cabut nyawa.---hlm 44.

Adegan lucu yang disajikan juga nggak tanggung-tangung, ide absurd juga ada, kok. Jadi, saat membacanya, saya menantikan hal selanjutkan.

Oh iya, saya pikir emoticon kepala babi itu sekadar emoticon. Yang ternyata itu adalah nama orang. :v padahal jika dipikir-pikir, kata babi itu tidak menganggung huruf ‘e’.

Terima kasih~

Komentar