Review “The Antagonist”


Judul: The Antagonist

Penulis: Laurentia Mira

Penerbit: PT. Elex Media Komputindo

ISBN: 978-602-02-7265-8



Selamat Datang~

Cantik, supel, dan menyenangkan. Janda pula! Seperti sebuah magnet yang menarik banyak pria agar mendekat. Sayang Riyani harus berhenti tebar pesona saat janin berkembang dalam rahimnya. Ia pun menikah---untuk kali kedua. janda beranak satu dengan perjaka.

Hampir satu tahun berselang, wajah cantik Riyani terekam kamera dan disiarkan di seluruh stasiun TV. Berjas putih dan berhijab, ia tampil meyakinkan sebagai dokter. Sayangnya Riyani bukan sedang akting sinetron. Ia terkenal lantaran dijadikan tersangka penculikan bayi baru lahir di sebuah rumah sakit daerah.

Seakan belum cukup dijadikan berita, Riyani menjatuhkan diri atas jembatan laying. Kasus berkembang. Aparat menduga Riyani adalah anggota mafia perdagangan orang.

Diangkat dari kisah nyata, kisah Riyani sang penculik bayi adalah kisah yang bisa terjadi pada setiap perempuan.

… Karena hidup adalah sebuah drama. Peran apa yang dimainkan, adalah sebuah pilihan.

Keren baget ya blurbnya?

Sebuah novel yang kubaca di aplikasi online, tetapi aku ingin memiliki buku fisiknya. Novel ini bisa dibilang novel dewasa, meski di back cover tidak dijelaskan lebih spesifik jangkauan umurnya.

Novel ini begitu memuaskan dengan gaya penulisan yang bagus. Kata-kata yang dipakai sederhana tetapi begitu tertata. Penulis berhasil mengaduk-aduk perasaan pembaca dengan konflik-konflik yang tidak sederhana. Ya, memang benar apa yang dikatakan novel ini, “setiap perempuan bisa jadi mengalami kisah ini”. Aku sebagai seorang perempuan, tak bisa membayangkan apa yang akan kulakukan jika di posisi Riyani. Tidak tau sama sekali. Sebagai seorang pembaca yang membayangkan menjadi Riyani, novel ini sukses membuatku nangis tiada henti. Begitu menyiksa batin, sangat.

Riyani mulai mendapatkan permasalah satu per satu semenjak menikah dengan sang perjaka---Dhika yang semakin hari semakin berubah. Meski Riyani dibantu oleh seorang pengacara---yang kala itu aku berharap lebih baik---sepertinya penulis belum puas mengaduk-aduk hati.

Bab yang paling aku suka adalah bab terakhir, bab 27 yang berisi kumpulan diary. Dan, diantara catatan diary itu, aku suka pada sebuah bagian yang membuatku nelangsa lagi.

Kau lihat?

Protagonis tak sepenuhnya mulus tanpa salah. Dan antagonis tak seluruhnya lebur dalam lumpur dosa. Ada setitik putih dalam hatiku, seperti juga senoktah jelaga di wajah mereka. Bedanya hanya pada suratan. Apa yang kubuat tercatat dalam buku hukuman sedangkan tingkah mereka terbebas dari pidana. Kalau ada yang lebih pantas menjadi sang antagonis, hanya aku orangnya. Sejak awal memang hanya aku yang bersalah.

Apabila kalian seorang perempuan, maka buku ini wajib dibaca! Mungkin, buku ini bisa memberikanmu sebuah pembelajaran untuk menjadi lebih dewasa. Inilah keunikannya! Novel ini berasal dari kisah nyata. Dan, seperti inilah hidup.

 

Komentar